0 Comments

Seoul — Dalam sebuah wawancara eksklusif yang menghebohkan komunitas pencinta drama Korea, Hwang Dong-hyuk, kreator dan sutradara serial fenomenal Squid Game, mengungkapkan bahwa ia sempat tergoda untuk menulis akhir bahagia (happy ending) dalam musim ketiga serial tersebut. Namun, pada akhirnya ia mengurungkan niat tersebut dengan alasan yang menyentuh dan sangat relevan dengan realitas dunia saat ini.

“Saya ingin memberi penonton harapan. Sekilas, rasanya menyenangkan menutup cerita dengan kedamaian dan kemenangan. Tapi saya juga tak ingin membohongi mereka,” ujar Hwang dalam wawancara dengan media Korea Selatan, disiarkan ulang oleh Korea Herald.

Pernyataan itu sontak memicu diskusi hangat di media sosial dan forum penggemar, karena menyiratkan bahwa musim ketiga Squid Game akan tetap kelam, brutal, dan mungkin lebih politis dibanding musim-musim sebelumnya.

Godaan Membuat Akhir Bahagia

Menurut Hwang, setelah melihat dampak emosional dari Squid Game musim pertama—yang mencampurkan tragedi, satire sosial, dan kekerasan psikologis—ia merasa ada keinginan untuk sedikit “mengobati luka” penonton di musim ketiga nanti. Salah satu konsep yang sempat ia pertimbangkan adalah membawa Gi-hun, tokoh utama, menuju kehidupan baru yang tenang setelah berhasil menghentikan permainan mematikan tersebut.

Namun gagasan itu tidak bertahan lama.

“Squid Game bukan kisah dongeng. Ini refleksi dari dunia nyata yang keras, di mana ketidakadilan tetap hidup meski satu orang menang,” jelas Hwang. “Happy ending tidak cocok untuk dunia yang belum berubah.”

Simbolisme dan Realitas Sosial

Sejak awal, Squid Game bukan sekadar hiburan gelap penuh aksi dan kejutan. Serial ini disusun dengan penuh simbolisme sebagai kritik terhadap ketimpangan sosial, ketidakadilan ekonomi, dan kesenjangan sistemik dalam masyarakat modern. Musim pertama menuai pujian karena berani menghadirkan narasi pahit tentang manusia yang dipaksa bertarung demi kelangsungan hidup di tengah sistem yang kejam.

Oleh karena itu, memberi akhir bahagia—apalagi yang bersifat sentimental—dinilai Hwang bisa merusak integritas moral cerita yang ia bangun sejak awal. Ia juga menyebut bahwa tantangan terbesarnya sebagai penulis adalah menjaga relevansi sosial dalam cerita tanpa jatuh ke dalam sensasi semata.

Musim Ketiga: Gi-hun Kembali ke Permainan?

Meskipun detail cerita musim ketiga masih dirahasiakan ketat oleh Netflix, banyak penggemar berspekulasi bahwa Gi-hun akan mengambil peran lebih aktif sebagai penantang sistem. Dalam ending musim kedua, terlihat bahwa ia menolak pergi ke luar negeri dan justru memilih menghadapi dalang permainan secara langsung.

Dengan pernyataan Hwang terbaru ini, kemungkinan besar Squid Game 3 akan berfokus pada konfrontasi antara sistem dan individu, antara kekuasaan dan pemberontakan—dengan nuansa yang tetap tragis dan mendalam.

Antisipasi Global dan Beban Kesuksesan

Squid Game telah menjadi fenomena global sejak perilisannya pada tahun 2021. Ia memecahkan rekor penonton Netflix dan membuka jalan bagi drama Korea untuk mendapat tempat lebih besar di industri hiburan internasional. Namun kesuksesan itu juga datang dengan beban berat bagi Hwang dan tim produksi, terutama dalam memenuhi ekspektasi penonton dari berbagai latar budaya.

“Saya ingin tetap jujur pada cerita, bukan hanya sekadar menyenangkan penonton,” kata Hwang. “Mungkin beberapa dari mereka akan kecewa, tapi itu risiko yang harus saya ambil.”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts