Jakarta, 28 Mei 2025 — Sebuah video singkat berdurasi kurang dari satu menit yang diunggah Ketua Umum PSSI Erick Thohir sontak viral di X dan Instagram. Di dalamnya, legenda Ajax dan timnas Belanda keturunan Maluku, Simon Tahamata, berkata lantang,
“Terima kasih banyak atas sambutannya, saya bangga akhirnya bisa bekerja di tanah air saya sendiri.”
Kalimat sederhana dalam bahasa Indonesia yang diucapkan dengan intonasi nyaris tanpa aksen itu membuat ruangan konferensi pers di Jakarta International Stadium bergemuruh tepuk tangan. Tidak sedikit warganet yang mengaku “merinding” karena baru menyadari betapa fasihnya pria kelahiran Vught, Belanda, 26 Mei 1956 itu berbahasa ibu leluhurnya. Potongan video tersebut sudah dibagikan ulang lebih dari 1,2 juta kali hanya dalam 24 jam.
Kenapa Simon Bisa Lancar?
- Didikan keluarga Maluku
Orang-tua Tahamata berasal dari Ambon dan tetap menuturkan bahasa Indonesia/Melayu di rumah barak imigran Vught pada 1950-an. Simon kecil menyerap bahasa itu sebelum fasih berbahasa Belanda. - Kunjungan rutin ke Indonesia
Sejak 2010 ia kerap pulang ke Maluku untuk klinik sepak bola usia dini; kebiasaan itu mempertajam penguasaan kosakatanya. - Karier kepelatihan lintas negara
Selama bersama akademi Ajax dan Standard Liège, ia membimbing banyak pemain diaspora Asia Tenggara, sehingga tetap terbiasa berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dan Melayu.
Bukan Kali Pertama
Fakta menarik: jauh sebelum ramai di Jakarta, Simon sudah pernah memukau publik Amsterdam. Pada laga perpisahannya di Johan Cruijff Arena awal 2024, ia menyapa suporter Ajax dengan kalimat “Terima kasih, saudara-saudaraku!” yang ditulis besar di layar stadion, disambut spanduk bertuliskan “Oom Simon, terima kasih.”
Dampak bagi Timnas Indonesia
- Komunikasi lebih cair
Sebagai Head of Scouting PSSI, kefasihan bahasa Indonesia memudahkannya menjelaskan metodologi talent ID kepada pelatih lokal dan daerah tanpa penerjemah. - Membangun kepercayaan diaspora
Banyak pemain keturunan di Belanda maupun Belgia merasa lebih nyaman karena Simon bisa menjadi “jembatan budaya” dua arah. - Efek ganda di media sosial
Klip berbahasa Indonesia itu menembus 30 juta tayangan lintas platform, membuat publik kian antusias menanti gebrakan rekrutmennya—bahkan tagar #OomSimonCariBakat sempat trending.
Reaksi Netizen & Tokoh Sepak Bola
“Gila, aksennya hampir nggak terasa. Seperti dengar Om-om Ambon ngobrol di Senayan!” —@BolaNusantara (X)
“Jarang ada legenda Eropa yang mau belajar bahasa kita sedalam ini. Respect!” —Aji Santoso, pelatih Persebaya
Bagi Erick Thohir, momen tersebut menjadi “validasi emosional” bahwa penunjukan Tahamata bukan sekadar keputusan teknokratis, tetapi juga simbol rekonsiliasi sejarah antara diaspora Maluku di Belanda dengan sepak bola Indonesia.