0 Comments

Jakarta, 28 Mei 2025 — Dalam dunia dongeng klasik, para saudara tiri Cinderella dikenal sebagai karakter antagonis — sombong, iri hati, dan penuh tipu daya. Namun film terbaru berjudul The Ugly Stepsister membalikkan semua persepsi itu, menyajikan kisah menyentuh dari sudut pandang yang selama ini terlupakan: sang saudari tiri yang “jelek”, terabaikan, dan mencintai dengan diam-diam.

Disutradarai oleh Aiko Tsukishima dan diproduksi oleh studio independen berbasis di Eropa, The Ugly Stepsister bukan sekadar dongeng ulang. Ini adalah drama psikologis penuh lapisan emosional yang menggali makna cinta, harga diri, dan pengorbanan dalam balutan fantasi gelap yang menawan.


Sinopsis: Ketika Cinta Menuntut Lebih dari Sekadar Keindahan

Cerita berpusat pada Isolde, saudari tiri Cinderella yang selama ini dianggap tidak cantik, tidak anggun, dan tidak layak dicintai. Di balik wajahnya yang biasa saja dan kepribadian tertutup, tersimpan hati yang lembut dan penuh pengharapan. Isolde diam-diam menyimpan rasa pada sang Pangeran, bahkan sebelum Cinderella mengenalnya.

Namun dalam masyarakat yang memuja penampilan, Isolde tak pernah punya tempat. Ia hanya menjadi bayang-bayang — disingkirkan, diremehkan, dan bahkan dijadikan lelucon oleh ibu dan saudarinya sendiri.

Segalanya berubah ketika pesta dansa kerajaan diumumkan. Isolde, dalam keputusasaan dan cinta yang membakar, mengambil jalan yang ekstrem. Ia melakukan ritual terlarang untuk “mengubah” dirinya: menukar suara lembutnya demi kecantikan, mengorbankan ingatan masa kecil demi tubuh yang sempurna, dan menghapus bayangannya sendiri dari kaca — semua agar sang Pangeran melihatnya.

Namun, ketika malam pesta tiba, dan sang Pangeran menatap matanya — bukan karena cinta, melainkan karena pesona semu — Isolde mulai menyadari: apa arti cinta jika kau harus mengorbankan seluruh dirimu?


Cerita yang Menggugah: Antara Keinginan dan Penerimaan

The Ugly Stepsister bukan kisah pahlawan melawan penjahat. Ini adalah cerita tentang seseorang yang mencoba begitu keras untuk merasa cukup di dunia yang terus berkata “tidak”. Film ini menggambarkan pengorbanan yang begitu menyayat — bukan demi kekuasaan, melainkan demi perasaan dicintai, didengar, dan dipandang manusiawi.

Isolde bukan protagonis sempurna. Ia memiliki sisi gelap, iri, dan penuh luka. Namun justru di situlah kekuatan cerita ini: memperlihatkan bahwa menjadi manusia berarti rapuh, kompleks, dan tak selalu menang.


Nuansa Visual dan Musik yang Memikat

Dengan palet warna suram yang kontras dengan gaun-gaun pesta yang gemerlap, film ini menciptakan suasana seperti mimpi buruk yang indah. Musiknya, yang digubah oleh komposer Jepang terkenal Ryuichi Tanaka, menambahkan lapisan emosional dengan nada-nada minor yang lembut dan menghantui.

Adegan ritual pengorbanan Isolde bahkan disebut sebagai salah satu sekuen paling menyayat hati dalam film fantasi modern — bukan karena kekerasannya, melainkan karena kedalaman emosinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Related Posts