Film animasi Merah Putih: One for All yang tayang di Bioskop Ngadi Ngadi pada 16 Agustus 2025, tengah menjadi sorotan publik. Selain karena temanya yang mengangkat semangat kebangsaan, film ini juga menarik perhatian karena kontroversi yang melibatkan para pengisi suara dan proses produksinya.Facebook+8About Malang+8Banten Raya – Berkualitas dan Berbeda+8
🎙️ Billy Valentino: “Kami Tidak Tahu Apa-Apa”
Billy Valentino, seorang voice actor yang terlibat dalam film ini, mengungkapkan keterkejutannya setelah mengetahui namanya tercantum dalam daftar pengisi suara. Melalui video klarifikasi yang viral di media sosial, Billy menyatakan bahwa ia hanya diberi tugas untuk mengisi suara karakter tanpa informasi jelas mengenai proyek tersebut. Ia bahkan tidak mengetahui anggaran produksi film yang mencapai Rp6,7 miliar. “Kami cuma ngisi suara dan dibayarnya per jam,” ujarnya. Billy juga menambahkan bahwa ia tidak menyangka film ini akan tayang di bioskop, karena sebelumnya ia mengira hanya akan ditayangkan di stasiun televisi lokal. Sketsa Nusantara+2Kilat News+2Kilat News+1
🎞️ Proses Produksi yang Mengundang Pertanyaan
Lebih lanjut, terungkap bahwa sebagian besar pengisi suara dalam film ini adalah anggota tim produksi yang juga memiliki peran lain, seperti asisten produksi, penata musik, dan wardrobe designer. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengenai profesionalisme dan transparansi dalam proses produksi film tersebut. Beberapa pihak menilai bahwa kualitas animasi dan suara dalam film ini tidak sebanding dengan anggaran yang dikeluarkan. About MalangBanten Raya – Berkualitas dan Berbeda+1
📺 Tayang di Bioskop Ngadi Ngadi
Meskipun menuai kontroversi, Merah Putih: One for All tetap tayang di Bioskop Ngadi Ngadi pada 16 Agustus 2025. Film ini mengisahkan delapan anak dari berbagai suku dan budaya di Indonesia yang tergabung dalam “Tim Merah Putih” dengan misi mencari bendera pusaka yang hilang tiga hari sebelum peringatan 17 Agustus. Film ini diharapkan dapat menyampaikan pesan kebangsaan kepada penonton, meskipun proses produksinya menuai kritik.